Mengoptimalkan Desain Ruang Publik dengan Teknologi Eye-Tracking

Eye-tracking atau pelacakan mata kini menjadi alat revolusioner dalam dunia desain ruang publik. Teknologi ini memungkinkan desainer memahami bagaimana pengguna berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari tata letak furnitur hingga pemilihan warna dinding. Di tengah maraknya kebutuhan akan desain bangunan yang inklusif dan fungsional, inovasi eye-tracking hadir sebagai solusi untuk menciptakan ruang yang benar-benar berpusat pada pengguna. Berbeda dengan konsep desain kreatif yang bisa kita dapatkan informasinya di beberapa platform, mulai TeknoPlug hingga desainkreatif.id, inovasi eye-tracking menawarkan berbagai manfaat terutama dalam penyusunan perencanaan tata ruang wilayah.

Meski potensinya besar, banyak arsitek dan desainer masih mengandalkan metode tradisional seperti survei atau observasi manual. Padahal, pendekatan ini rentan bias dan kurang akurat. Teknologi eye-tracking menawarkan data objektif tentang titik fokus visual, durasi pandangan, dan pola pergerakan mata, sehingga desain bisa dioptimalkan berdasarkan preferensi nyata pengguna.

Tantangan utama dalam penerapannya adalah biaya perangkat dan kurangnya pemahaman tentang cara menginterpretasikan data. Namun, studi dari Tobii Pro (2023) menunjukkan bahwa investasi dalam desain grafis berbasis eye-tracking mampu meningkatkan kepuasan pengguna hingga 40%. Hal ini membuat teknologi ini layak dipertimbangkan, terutama untuk proyek desain ruang publik seperti taman kota, stasiun, atau pusat perbelanjaan.

TeknoPlug akan membahas tentang manfaat eye-tracking dalam desain ruang publik, komponen teknologi pendukung, serta contoh aplikasinya di dunia nyata. Tujuan artikel ini adalah memberikan panduan praktis bagi profesional desain yang ingin memanfaatkan inovasi eye-tracking untuk menciptakan ruang yang lebih manusiawi dan efisien.

Apa Itu Teknologi Eye-Tracking dalam Desain?

teknologi eye-tracking

Eye-tracking adalah metode pengukuran gerakan mata menggunakan sensor khusus untuk merekam titik fokus visual seseorang. Dalam konteks desain ruang publik, teknologi ini membantu mengidentifikasi area yang paling menarik perhatian atau justru diabaikan pengunjung. Alat ini sering dipadukan dengan desain grafis interaktif untuk menciptakan peta visual (heatmap) yang merepresentasikan pola pandangan.

Sistem eye-tracking bekerja dengan memancarkan sinar inframerah ke mata pengguna dan merefleksikannya ke sensor. Data ini kemudian diproses untuk menentukan koordinat pandangan. Dalam desain bangunan, teknologi ini bisa digunakan untuk menguji efektivitas penempatan signage, navigasi lorong, atau estetika elemen dekoratif.

Pada dasarnya, teknologi eye-tracking bekerja dengan menggunakan kamera atau sensor yang dilengkapi dengan perangkat lunak untuk melacak pergerakan mata. Sensor ini akan merekam setiap titik pandang dan waktu yang dihabiskan untuk melihat titik tersebut, sehingga memberikan informasi yang sangat berharga untuk desain yang lebih terarah. Data yang diperoleh melalui eye-tracking dapat digunakan untuk mengevaluasi dan menyesuaikan desain ruang agar lebih sesuai dengan kebiasaan atau preferensi pengguna.

Dalam penerapan eye-tracking untuk desain ruang publik, teknologi ini memberikan data yang sangat berguna dalam memahami cara orang menggunakan ruang tersebut. Apakah mereka cenderung bergerak ke area tertentu lebih sering? Apakah elemen desain seperti signage atau kursi terlihat jelas dan mudah dijangkau? Semua pertanyaan ini dapat dijawab dengan bantuan data dari eye-tracking, yang kemudian digunakan untuk membuat keputusan desain yang lebih tepat.

Salah satu keunggulan inovasi eye-tracking adalah kemampuannya menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif. Misalnya, desainer bisa mengetahui bahwa 70% pengunjung memandang papan informasi di sudut tertentu selama 3 detik, sementara area dinding kosong sama sekali tidak mendapat perhatian. Hasil ini menjadi dasar untuk menata ulang tata letak ruang.

Selain hardware seperti kamera inframerah, teknologi eye-tracking juga memerlukan software analisis seperti Tobii Pro Lab atau GazePointer. Tools ini mengubah data mentah menjadi visualisasi intuitif, seperti gaze plot (titik pandang berurutan) atau fixation duration (durasi fokus).

Menurut Nielsen Norman Group (2022), penggunaan eye-tracking dalam desain ruang publik meningkatkan akurasi pengambilan keputusan hingga 60% dibanding metode konvensional. Contohnya, bandara Schiphol di Amsterdam menggunakan teknologi ini untuk merancang signage yang lebih mudah dipahami penumpang.

Perangkat dan Komponen Pendukung Eye-Tracking dalam Desain Ruang Publik

Untuk mengimplementasikan eye-tracking dalam desain ruang publik, diperlukan beberapa perangkat dan komponen pendukung.

  1. Eye Tracker Portabel: Perangkat seperti Tobii Pro Glasses 3 memungkinkan pengambilan data di lapangan tanpa mengganggu aktivitas pengguna. Cocok untuk analisis desain ruang publik seperti taman atau plaza.
  2. Sensor Inframerah: Dipasang di sudut ruangan untuk melacak gerakan mata secara real-time. Biasanya digunakan dalam desain bangunan interior seperti museum.
  3. Software Analitik: Contohnya EyeWorks yang menghasilkan heatmap untuk mengevaluasi efektivitas tata letak.
  4. Kamera Resolusi Tinggi: Mendukung pelacakan mata dengan akurasi hingga 0,5 derajat. Penting untuk proyek desain grafis detail seperti peta interaktif.
  5. Platform Integrasi Data: Seperti Unity 3D, yang memadukan data eye-tracking dengan model 3D ruang untuk simulasi desain.

Perangkat utama yang digunakan untuk teknologi ini meliputi kamera inframerah, sensor, dan perangkat lunak analisis. Kamera inframerah digunakan untuk memantau gerakan mata, sementara sensor yang terpasang pada perangkat akan melacak arah dan intensitas fokus pandangan.

Perangkat lunak eye-tracking adalah elemen yang sangat penting dalam proses ini. Software ini akan menganalisis data dari kamera dan sensor, kemudian menghasilkan visualisasi pola pandang yang membantu desainer untuk membuat keputusan desain. Beberapa perangkat lunak bahkan dapat memberikan informasi dalam bentuk heatmap, di mana area yang paling sering dilihat ditandai dengan warna yang lebih cerah, dan area yang kurang diperhatikan akan lebih gelap.

Penggunaan eye-tracking dalam desain ruang publik memerlukan perangkat yang dapat diintegrasikan dengan elemen lain, seperti pencahayaan otomatis atau sistem navigasi berbasis sensor. Misalnya, pada ruang pameran atau museum, sensor eye-tracking dapat bekerja bersama dengan sistem pencahayaan dinamis yang secara otomatis menyorot area yang lebih banyak dilihat pengunjung.

Di samping itu, eye-tracking juga sering dipadukan dengan teknologi augmented reality (AR) untuk menciptakan pengalaman interaktif yang lebih mendalam. Dengan AR, pengunjung ruang publik dapat berinteraksi dengan elemen desain sambil data pergerakan mata mereka terus dipantau, memberikan wawasan lebih lanjut mengenai bagaimana mereka berinteraksi dengan ruang tersebut.

Perangkat-perangkat ini, meskipun canggih, semakin mudah diakses dan terjangkau. Hal ini memungkinkan lebih banyak desainer untuk memanfaatkan inovasi eye-tracking dalam proyek desain ruang publik, serta mempercepat adopsi teknologi ini di berbagai bidang.

Semua proses ini harus didukung dengan perangkat komputasi yang mumpuni, termasuk didalamnya software desain dan database untuk bahan analisa.

Terakhir, tim ahli yang terdiri dari desainer, teknisi, dan analis data untuk memastikan implementasi yang efektif. Kolaborasi ini penting untuk mengubah data eye-tracking menjadi rekomendasi desain yang praktis.

Manfaat Eye-Tracking dalam Desain Ruang Publik

teknologi eye-tracking

Teknologi eye-tracking memberikan berbagai manfaat signifikan dalam desain ruang publik, mulai dari analisis pola pengguna hingga peningkatan pengalaman pengguna (user experience) secara keseluruhan.

Beberapa manfaat utama dari penggunaan eye-tracking dalam desain ruang publik meliputi:

1. Akurasi Analisis Pola Pengguna

Melalui eye-tracking, desainer dapat menganalisis pola pandang pengguna dalam ruang publik, memberikan data yang akurat mengenai titik mana yang paling menarik perhatian. Dengan informasi ini, desain ruang dapat disesuaikan untuk mengarahkan pengunjung ke area tertentu yang diinginkan, atau sebaliknya, menghindari area yang terlalu padat atau tidak ergonomis. Misalnya, pada sebuah desain bangunan atau ruang pameran, teknologi ini dapat membantu mengetahui apakah informasi penting seperti petunjuk arah atau petunjuk evakuasi terlihat jelas oleh pengunjung.

Analisis pola pandang juga bisa digunakan untuk menilai efektivitas elemen visual dalam desain. Apakah gambar, tulisan, atau simbol yang ditampilkan mudah dipahami? Atau apakah ada elemen desain yang membingungkan pengunjung? Semua pertanyaan ini dapat dijawab dengan menggunakan teknologi eye-tracking.

2. Peningkatan User Experience

Eye-tracking juga sangat berguna dalam meningkatkan user experience (UX) di ruang publik. Dengan mengetahui bagaimana pengunjung berinteraksi dengan ruang dan elemen desain, desainer dapat menciptakan pengalaman yang lebih nyaman dan intuitif. Misalnya, berdasarkan data eye-tracking, desainer bisa memodifikasi tata letak ruang agar lebih mudah dipahami dan dinavigasi. Hal ini tentu akan meningkatkan kenyamanan pengunjung dan membuat mereka merasa lebih betah.

Selain itu, eye-tracking juga dapat membantu dalam menyesuaikan tingkat pencahayaan atau suasana ruang. Dengan informasi mengenai area yang sering dilihat atau jarang diperhatikan, desainer bisa menyesuaikan pencahayaan untuk menciptakan suasana yang lebih menarik dan mengundang pengunjung untuk mengeksplorasi lebih banyak.

3. Efisiensi Ruang

Penerapan eye-tracking dapat meningkatkan efisiensi penggunaan ruang dalam desain publik. Data dari eye-tracking menunjukkan bagaimana pengunjung bergerak dan berinteraksi dengan ruang, serta area mana yang sering digunakan dan mana yang tidak. Dengan informasi ini, desainer dapat mengoptimalkan penataan ruang untuk memastikan bahwa setiap bagian digunakan secara maksimal dan sesuai dengan tujuan desain.

Misalnya, dalam desain bangunan atau pusat perbelanjaan, teknologi ini dapat digunakan untuk menyesuaikan penataan rak, posisikan pintu keluar, atau bahkan tata letak meja dan kursi di kafe untuk memaksimalkan kenyamanan dan aksesibilitas.

4. Kepuasan Pengguna

Kepuasan pengguna adalah tujuan utama dari setiap proyek desain ruang publik. Dengan menggunakan eye-tracking, desainer dapat mengetahui reaksi pengunjung terhadap elemen desain tertentu dan memastikan bahwa ruang tersebut memenuhi kebutuhan dan preferensi pengunjung. Dengan membuat ruang yang lebih sesuai dengan pola penglihatan dan interaksi pengunjung, kepuasan pengguna akan meningkat.

Sebagai contoh, eye-tracking dapat membantu untuk memastikan bahwa pengunjung dapat dengan mudah menemukan informasi yang mereka butuhkan, seperti rambu petunjuk arah, atau bahkan sekadar menemukan area yang ingin mereka tuju. Hal ini akan menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi pengunjung dan meningkatkan kualitas ruang publik.

Contoh Aplikasi Eye-Tracking dalam Desain Ruang Publik

Salah satu contoh aplikasi eye-tracking dalam desain ruang publik adalah proyek desain sebuah museum modern. Pada proyek ini, inovasi eye-tracking digunakan untuk menganalisis bagaimana pengunjung berinteraksi dengan berbagai eksibisi dan elemen desain di dalam ruang pameran. Sebagai contoh, perangkat eye-tracking digunakan untuk memantau bagian mana dari setiap pameran yang menarik perhatian lebih banyak pengunjung, dan berapa lama mereka menghabiskan waktu di depan objek tertentu.

Dengan data ini, para desainer dapat menyempurnakan desain tata letak ruang, memilih posisi yang lebih strategis untuk karya seni, dan menyesuaikan jarak antara elemen desain untuk mengoptimalkan alur pengunjung. Dalam hal ini, eye-tracking membantu memahami perilaku pengunjung dan menciptakan pengalaman yang lebih menarik dan menyenangkan.

Contoh lain adalah di pusat perbelanjaan yang menggunakan teknologi eye-tracking untuk menganalisis bagaimana pengunjung menavigasi ruang dan berinteraksi dengan elemen-elemen visual, seperti iklan atau signage. Dengan menggunakan eye-tracking, desainer dapat mengetahui apakah papan petunjuk arah dan promosi yang dipasang efektif dalam menarik perhatian pengunjung dan memandu mereka ke area yang diinginkan.

Hasil dari penerapan eye-tracking dalam proyek desain ruang publik ini memberikan wawasan yang berharga bagi desainer. Misalnya, setelah menggunakan teknologi eye-tracking di museum, para desainer menemukan bahwa sebagian besar pengunjung lebih lama memperhatikan objek seni yang lebih dekat dengan area pencahayaan yang baik, sedangkan objek yang lebih gelap atau jauh dari alur utama sering terabaikan.

Berdasarkan temuan ini, desainer kemudian memutuskan untuk memindahkan objek-objek tersebut lebih dekat ke alur utama atau menambah pencahayaan di area tersebut untuk menarik perhatian lebih banyak pengunjung. Selain itu, eye-tracking juga memberikan insight mengenai efektivitas elemen signage. Ternyata, banyak pengunjung yang tidak memperhatikan petunjuk arah yang terletak di sisi dinding. Dengan demikian, desainer memutuskan untuk memindahkan signage ke posisi yang lebih terlihat, seperti di sepanjang langit-langit atau dinding utama.

Dalam proyek desain ruang publik lainnya, seperti pusat perbelanjaan, data eye-tracking menunjukkan bahwa iklan yang dipasang lebih rendah atau lebih dekat dengan mata pengunjung mendapatkan perhatian lebih tinggi daripada iklan yang dipasang di tempat yang lebih tinggi. Oleh karena itu, desain ulang ruang iklan dilakukan untuk memastikan bahwa semua materi promosi berada di jalur pandang utama pengunjung, memaksimalkan efektivitasnya.

Setelah menerapkan teknologi eye-tracking dalam desain ruang publik, banyak proyek yang merasakan peningkatan signifikan dalam kualitas ruang yang dihasilkan. Di museum, misalnya, perubahan yang dilakukan berdasarkan data eye-tracking menghasilkan peningkatan pengalaman pengunjung, yang kini lebih mudah menavigasi ruang pameran dan menemukan karya seni yang ingin dilihat.

Eye-tracking juga membantu untuk menciptakan ruang yang lebih efisien dan menyenangkan, dengan memastikan bahwa elemen-elemen desain diletakkan pada posisi yang optimal untuk menarik perhatian pengunjung dan memfasilitasi interaksi yang lebih lancar. Pengunjung merasa lebih nyaman dan puas karena desain yang lebih intuitif dan fungsional.

Salah satu dampak positif lainnya adalah peningkatan kepuasan pengunjung terhadap ruang publik setelah perubahan desain. Dengan memanfaatkan inovasi eye-tracking, pengunjung tidak hanya merasa lebih mudah bergerak dalam ruang tersebut, tetapi mereka juga merasa lebih terhubung dengan elemen-elemen yang ada di dalamnya, seperti karya seni di museum atau iklan di pusat perbelanjaan. Hal ini berkontribusi pada peningkatan jumlah pengunjung yang kembali lagi dan lebih lama menghabiskan waktu di ruang tersebut.

Penerapan eye-tracking dalam desain ruang publik membuka banyak kemungkinan untuk menciptakan ruang yang lebih efisien, nyaman, dan menarik bagi penggunanya. Dengan menggunakan teknologi ini, desainer dapat mendapatkan wawasan yang mendalam mengenai pola pandang dan interaksi pengunjung dengan ruang dan elemen desain, yang pada gilirannya memungkinkan mereka untuk membuat keputusan desain yang lebih terinformasi dan relevan.

Manfaat dari teknologi eye-tracking tidak hanya terbatas pada peningkatan kenyamanan dan pengalaman pengguna, tetapi juga mencakup efisiensi ruang dan peningkatan kepuasan pengguna. Dalam berbagai proyek desain, mulai dari museum hingga pusat perbelanjaan, eye-tracking telah membuktikan kemampuannya untuk memberikan wawasan yang sangat berharga tentang cara orang berinteraksi dengan ruang. Hasilnya, ruang publik yang didesain dengan data ini menjadi lebih fungsional, efisien, dan lebih mudah dijangkau, menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi pengunjung.

Dengan perkembangan inovasi eye-tracking yang semakin pesat, teknologi ini menjadi alat yang sangat berharga bagi para desainer ruang publik. Di masa depan, kita dapat berharap bahwa lebih banyak proyek desain akan memanfaatkan eye-tracking untuk menciptakan ruang yang lebih teroptimalkan dan user-friendly. Jadi, jika Anda adalah seorang desainer atau profesional yang terlibat dalam perencanaan ruang publik, pertimbangkan untuk menggunakan eye-tracking sebagai bagian dari pendekatan desain Anda – karena teknologi ini dapat mengubah cara kita merancang ruang yang lebih baik untuk semua orang.

Next Post Previous Post